Mengapa Perlu Menjelaskan dan Membantah Kesesatan di Tengah Kaum Muslimin?

Bagikan :

Seringkali Ahlus Sunnah dituding sebagai kelompok pemecah belah umat. Hal itu karena kegigihan mereka dalam membantah berbagai penyimpangan dan kesesatan yang terjadi di tengah kaum muslimin. Padahal, membantah kesalahan dan penyimpangan merupakan amalan mulia dalam Islam. Syariat agama yang suci ini akan tetap terjaga dengan upaya pembersihan terhadap berbagai penyimpangan (syrik, bid’ah, dan maksiat) yang mengotorinya.

Ahlus Sunnah tampil untuk komitmen menjalankan prinsip ini. Di samping menyerukan kebenaran, mereka juga memperingatkan umat dari kesalahan dan kemungkaran. Agar umat bersatu di atas kebenaran (Al-Haq), di atas tauhid, sunnah, dan ketaatan kepada Rabb alam semesta. Jadi, dakwah Ahlus Sunnah itulah sejatinya dakwah yang mempersatukan umat.

Berikut ini beberapa alasan perlunya menjelaskan dan sekaligus membantah berbagai kesalahan, kesesatan, dan penyimpangan dalam beragama:

1. Diam terhadap berbagai penyimpangan dan kesesatan yang terjadi di tengah-tengah kaum muslimin merupakan perbuatan yang menyelisihi syariat.

Orang yang terjatuh dalam kesalahan dan kemungkaran adalah orang zhalim yang harus ditolong, agar dia terselamatkan dari kezhalimannya itu. Bila didiamkan, tentunya ini bertentangan dengan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam haditsnya:

انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنْ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ

“Tolonglah saudaramu, baik yang berbuat kezhaliman maupun yang terzhalimi. Seorang sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, jelas aku akan menolongnya jika ia adalah pihak yang terzhalimi, tapi bagaimana menurut engkau jika dia adalah pihak yang berbuat kezhaliman, bagaimana mungkin aku akan menolongnya?’ Rasulullah menjawab: “Yaitu (dengan cara) kamu mencegah atau melarang dia dari perbuatan zhalim. Maka sesungguhnya itu adalah bentuk pertolongan untuknya.” (HR. Al-Bukhari, no. 6438)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنْ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا.

“Permisalan antara seseorang yang menjalankan syari’at Allah dengan orang yang melanggarnya bagaikan suatu kaum yang mengundi penentuan tempat pada sebuah kapal (bahtera). Sebagian mereka berhasil mendapatkan tempat di bagian atas, sementara yang lain di bagian bawah. Orang-orang yang berada di bagian bawah kapal, jika membutuhkan air minum terpaksa harus melewati orang-orang yang berada di atasnya. Akhirnya mereka berkata: “Kalau seandainya kita lobangi (dinding kapal) sedikit (untuk mendapatkan air) sehingga kita tidak mengganggu orang-orang yang berada di atas kita.” Jika mereka membiarkan orang-orang yang ada di bawah dengan kemauannya itu niscaya mereka semua akan binasa. Namun apabila mereka berupaya mencegahnya niscaya mereka akan selamat dan selamat pulalah seluruh (yang ada di kapal tersebut).” (Al-Bukhari 2493, 2686)

2. Akan semakin berkembangnya penyimpangan dan paham sesat.

Ketika upaya pengingkaran terhadap berbagai penyimpangan telah diabaikan, tentu umat yang jauh dari bimbingan ilmu ini akan mengira suatu kesesatan sebagai suatu kebenaran, para pengusung paham dan aliran yang menyesatkan dianggapnya sebagai penyeru kebaikan, dan umatpun akan semakin terpecah belah dalam berbagai kelompok.

Para penganut paham syi’ah yang menyesatkan akan dengan mudah menjerumuskan umat ke dalam aqidahnya yang menyesatkan itu. Para penganut paham Khawarij akan terus dengan mudah menggiring para pemuda khususnya untuk memusuhi dan mengkafirkan pemerintahnya dan orang-orang yang tidak berada dalam satu kelompok dengan mereka, melakukan pengeboman, pembunuhan dan berbagai tindakan sadis lainnya dengan mengatasnamakan agamanya. Begitu pula para pengusung paham sesat lainnya.

3. Akan semakin menjauhkan umat dari pertolongan Allah dalam menghadapi musuh-musuhnya.

Kita semua tahu dan yakin bahwa Allah tidak akan menolong umat ini dalam menghadapi musuh-musuhnya, selama mereka masih banyak melanggar syariat Allah dan Rasul-Nya. Terkhusus jika pelanggaran tersebut dalam permasalahan aqidah dan manhaj, yang tersebar di tengah-tengah umat dalam berbagai paham dan aliran yang menyelisihi Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam koridor bimbingan generasi as-Salafush Shalih.

Sehingga dengan itu umat akan semakin lemah di hadapan musuh-musuhnya dengan tidak adanya pertolongan dari Allah Subhanahu Wata’ala.

 Dalam kesempatan ini, kami akan nukilkan untuk para pembaca sekalian nasehat Asy-Syaikh Al-‘Allamah DR. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, salah satu anggota Majelis Hai’ah Kibaril Ulama’ Kerajaan Saudi Arabia, dalam jawabannya terhadap pertanyaan sebagai berikut:

Pertanyaan: Kenapa harus diterapkan tahdzir (peringatan keras) terhadap berbagai ahlul bid’ah sementara umat ini sedang menghadapi permusuhan dengan kaum Yahudi, Nashara, dan para sekuleris.

Jawaban: Kaum muslimin tidak mungkin bisa melawan Yahudi dan Nashara kecuali jika mereka memberantas berbagai bid’ah yang ada di tengah-tengah mereka, mengobati berbagai penyakit (kesesatan) yang ada di antara mereka, sehingga mereka menang atas Yahudi dan Nashara.

Namun apabila kaum muslimin masih saja mengabaikan urusan agama mereka, masih saja melakukan berbagai bid’ah dan perbuatan-perbuatan haram lainnya, serta terus meremehkan untuk mengaplikasikan syari’at Allah, maka tidak akan mungkin mereka menang atas Yahudi dan tidak pula atas Nashara. Bahkan mereka akan dikalahkan oleh Yahudi dan Nashara dengan sebab sikap meremehkan urusan agama mereka. Karena itu, wajib adanya upaya pembersihan masyarakat (muslimin) dari berbagai macam bid’ah dan kemungkaran, serta wajib berupaya menerapkan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya sebelum kita memerangi Yahudi dan Nashara.

Kalau kita terus memerangi Yahudi dan Nashara dalam keadaan kondisi kita masih seperti ini, maka kita tidak akan menang atas mereka selama-lamanya! Bahkan merekalah yang akan menang atas kita disebabkan dosa-dosa kita. (dari kitab Al-Ijabatul Muhimmah fil Masyakil Al-Mulimmah, hal. 28]

Loading

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.